MAHASISWA SIBUK KKN,
KAMPUS SIBUK DIBANGUN
Deru mesin alat berat megap-megap, debu beterbangan, gesekan besi baja dan bebatuan Karang gunung menyatu dalam terik Surya yang aduhai, amboi panasnya.
Kampus pertama di Selayar itu dibangun sudah, setelah peletakan batu pertama pada (25/4/25) oleh Prof. Irwan akib dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga dihadiri Pimpinan Muhammadiyah Sulawesi selatan, Prof. Ambo asse' yang disertai Bupati Kab. Kep' Selayar. Muhammad Natsir Ali.
Dari 26 H. lahan Kampus, 23 H. diperuntukkan untuk perkebunan Kelapa. Yang diharapkan kedepannya bisa mendukung Eco Kampus yang mendahulukan hijau ranau lingkungan, yang menyejukkan, asri, dan memesona.
Peluang sekaligus tantangan.
Penanaman ribuan Po'ong Njoro (Pohon kelapa) bagian dari program GEMERLAP pemerintah, Gerakan MenanaR (tanam dan liat) Lima juta Kelapa. Akan mengembalikan Selayar sebagai penghasil kelapa terbaik dan terbanyak di Indonesia. Gold green ini Sangat menggiurkan sejak era Kolonial Belanda masih sarungan (VOC).
Mewujudkan Gemerlap tak seindah namanya, Karena akan berhadap-hadapan dengan hama Sapi yang tak bisa dikendalikan. Sampai saat ini hanya Desa Bonea Timur. Kec. Bontomanai. yang mampu membendung hama Sapi dan hidup berdampingan penuh bahagia antara petani dan Peternak. Itupun Karena menerapkan aturan adat yang ketat bukan Karena Peraturan daerah.
Sementara itu, Mahasiswa KKN 1 ITSBM terus unjuk skill di Desa masing-masing, sesuai dengan program kerja yang dibutuhkan di Desanya. Harapannya, sepulang KKN mereka Sudah bisa menyaksikan Kampus mereka berdiri kokoh. Menurut H. Ir. Arpang Arif Selaku Asisten 2 bagian ekonomi dan pembangunan, dan mantan Ketua Majelis tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah Selayar, "InsyaAllah tahun depan kita berharap Kampus Sudah bisa digunakan, tahap awal kita bangun tiga gedung dulu,dua untuk perkuliahan satu untuk perkantoran".
Dengan berdirinya Institut teknologi sains dan bisnis Muhammadiyah Selayar. Maka diharapkan dari Ujung paling Selatan Sulawesi, dari timur Indonesia, dari pinggiran yang terpencil, cahaya pendidikan barbasis Eco Kampus, pengabdian Masyarakat, riset dan teknologi bersinar penuh cahaya. Peradaban yang religius berdiri kokoh, seperti Kelapa yang sanggup tumbuh menantang angin, seperti minyaknya yang gurih, wangi, dan santannya yang lezat. Emas hijau dari Bumi tanadoang menyatu dengan Almamater biru dalam harmoni yang selaras, di Desa Kalepadang, kurang lebih tiga kilo meter dari Jalan Poros Bandara H. Aroeppala. Padang. Selayar. Disini peradaban Islam Wasathan itu dimulai.

