Bung Karno "Nyantri" bareng bersama Karto suwiryo penggaggas NII, Semaun dan Muso Penggaggas Komunis, sementara dirinya sendiri bersama Hatta, Muhammad Yamin dan Sugirwa haluan Nasionalis religius, mereka satu guru yakni Mbah Haji umar Syarif tjokroaminoto yang lebih dikenal dengan H.O.S tjokroaminoto.
Tetapi dalam perjalanan Sejarah, diawal mereka satu tujuan, kemerdekaan Indonesia namun dalam proses berikutnya berbeda haluan, sehingga demi tegaknya Cita - cita Republik, demi utuhnya Negara yang baru seumur jagung ini, maka harus rela menghentikan kawan sendiri, membawanya pada takdir hukuman mati, Kartosuwiryo dengan NII nya, Semaun dan Muso dengan Komunisnya.
Apa jadinya jika Negara tanpa Santri?, sementara Pendiri Negeri ini bahkan Presiden pertama adalah jebolan "Nyantri" pada Datuk Mujib ulama Betawi keturunan Raja Bone, KH. Muhammad yusuf, R.M.P. Sosrokartono, dan Syaikh Yusuf.
Apa jadinya jika Negara tanpa santri, maka Sila Ketuhanan yang Maha Esa takkan pernah ada. UUD'45 bisa saja bukan falsafah Negeri ini.
Peran Santri dimasa lalu sangatlah vital. Bukan hanya pada Kepemimpinan Militer dengan Jendral Soedirman sebagai Panglima pertama TNI, tetapi para pendiri negeri ini juga jebolan - jebolan "nyantri".
Generasi Emas Generasi Cemas.
Sementara itu, peringatan Hari Santri (22/10) tingkat Kabupaten Kep' Selayar. Dipusatkan di Pondok Pesantren Babussalam Almukhtariah, Passanderang, Matalalang. Hadir mewakili Bupati Asisten 2 bagian Ekonomi dan pembangunan Ir. H. Arfang Arif, kepala kantor departemen agama yang diwakili kepala Seksi pondok pesantren, Suryani. S.Ag. Beserta seluruh jajarannya.
Hari santri ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan berupa lomba seni dan olahraga yang diikuti Pondok pesantren Al wahdah, Parak. Pondok pesantren Abdul Qodir Kasim, Karajaang. Pondok pesantren Hidayatullah, Bonto katimbang. Dan pondok pesantren Darul ulum, Jampea. Serta tuan rumah, Pondok pesantren Babussalam.
Dia berharap kedepannya pelaksanaan ini akan lebih baik lagi, lebih meriah, dan membahagiakan, tentu dengan mendapatkan Perhatian lebih dari Pemerintah, sebagaimana Institusi pendidikan lain. Tidak ada perbedaan antara sekolah umum dan Pondok Pesantren, sama-sama anak negeri, sehingga tidak ada lagi bangunan Pondok Pesantren yang roboh, yang menelan korban jiwa. Kepada menteri Negara bagian Pondok Pesantren menitipkan pesan lewat media ini, agar terus memperbaiki kurikulum, dan memaksimalkan pelayanan kepada Pondok Pesantren.
Acara puncak Hari Santri ini dilanjutkan malam harinya berupa ramah tamah dan tampilan seni dari para santri yang mewakili masing-masing Pondok Pesantren, sekaligus pengumuman hasil lomba. Selanjutnya acara ditutup oleh Ketua Pembina Pondok Pesantren Babussalam. H. Saiful arif yang juga Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Kep' Selayar.
Dalam petuahnya beliau menyampaikan bahwa, untuk Indonesia hanya sistem pendidikan Pesantren yang paling sesuai, Karena bukan hanya mendidik pendidikan umum tetapi karakter, yang dilakukan dan monitoring 24 jam, ini sudah berdasarkan penelitian lembaga independen, hanya saja mereka malu untuk mengakui itu, sehingga mereka membentuk lembaga pendidikan baru dengan Istilah boarding school, padahal sama saja, yakni pendidikan dengan sistem asrama.
Apalagi dengan fenomena zaman sekarang, beliau menyebutkan contoh kasus siswa di Jawa barat, dimana terdapat satu sekolah SLTA yang mogok belajar selama dua hari hanya Karena kecewa dengan sikap guru yang menindak rekan-rekannya, yang ditemukan merokok diarea Sekolah. Tentu ini preseden buruk bagi Generasi emas yang diharapkan akan mengisi Indonesia Emas 20 tahun kedepan.
Jika ini terus dibiarkan, maka tidak mustahil, bukan melahirkan generasi emas tetapi generasi cemas. Maka pendidikan Pesantren adalah solusi emas menuju Indonesia emas.
Reportase: M. Ishaq mattoali
Editor: Sitti Nur Jannah.




