Jejak-jejak Ust. Hammada, dimanakah kini??



Hujan.., ya hujan deras, laksana laut diangkat kelangit lalu ditumpahkan. "Allahumma soyyiban nafi'an". Minggir, menepi, masuk halaman orang. Sekitar Lima menit hujan tak juga reda, Kampung Parak seketika sunyi. Tas, Sorban, sarung, tak bisa diselamatkan, basaaaah, becek, air tergenang dimana-mana. 10 menit juga belum reda, "Tuhan ini rangkaian Khutbah lho, bukan yang lain, redain hujanmu yah, sampai saya di Masjid Polebunging". lamat-lamat hujan juga menepi, gas kembali di tancap, ngeeeeeeennnng.

Desa Polebunging base camp besar Muhammadiyah, disana berdiri anggun Pondok Pesantren KH. Abdul Qodir Kasim, tumpah darah Sang Kiyai, juga ada Pondok Pesantren putri Sayyidah Maryam. Saling melengkapi, tetapi sebelum itu sudah ada Panrita kharismatik yang menebar dakwah Tauhid dan Sunnah, pemberantas kemusyrikan, kebid'ahan, tahayyul, mitos, khurafat, ajaran sempalan lainnya atas nama agama dan adat. Tuan guru, H. Ahmad Luqman namanya, murid-muridnya lebih senang memanggilnya Daeng Hammada.

Dakwahnya bukan hanya di Polebunging, tetapi merambah ke timur jauh, Bonea makmur, Bonea Timur, Bontomarannu, Mare-mare dan sekitarnya. Pembawaannya tegas, singkat dalam da'wahnya tapi tajam dan lugas dalam mengupas materinya. Sesampai di Polebunging, aku disambut Kakek tua renta berkaki tiga (tongkat), disapanya pelan, "Kau la mbasa Khutubah nak?" "iye". Diciumnya tangan, aku shock, kubalas cium tangannya.


Sejak SMP sebenarnya sudah berkelana di Polebunging, dibawah arahan Gurunda H. Yasin dan H. Mappabangka. Masjid Nurul Amin. Polebunging. Masjid yang kuharap sejak dulu, kapan bisa berkontemplasi disini, semua Masjid-masjid dan lapangan hampir Selesai  kujelajahi, maka di Jum'at ini (14/11) Allah ijabah, dibawah kucuran rahmatnya (hujan),ramahnya jamaah apalagi dijamu makan siang yang lezat, salahsatu jamaah yang juga letting tingkat Pak Guru Busyrah bersama Ansar yang juga keluarga dekat, petani kembang perawan yang sukses. Di rumahnyalah terdapat peninggalan Zaman batu. Batu pemecah Batara (Jagung) yang bisa mendukung Gerakan tanaman Sela dari GEMERLAP yakni GEMETAR (Gerakan menanam 500 juta Batara).

Lain lagi dengan salah satu jamaah, selesai Sholat langsung nunjukin keluarga Tuan Guru Hammada yang ternyata juga Imam Masjid dan Ketua Cab. Muhammadiyah Polebunging. Bapak Asmunawir. Senyumnya ramah, dia berkisah tentang Majelis ta'lim dahulu, "ampa Pengajian Muhammadiyah riolo arruttungki tau", dahulu kalau majelis ta'limnya Muhammadiyah, banyak yang datang, dari berbagai tempat, dengan jalan kaki. 

Bedami dengan sekarang katanya, diundang saja belum tentu datang, sambil lempar senyum dan tertawa renyah. "Ampa kambe riolo lingka bangkeng tompaki, nu derepa pole", kami dahulu sudah  berjalan kaki, jauh pula. Tapi disitulah letaknya keberkahan ilmu dan amal, dan tidak berselang lama kamipun bepisah, karena beliau akan ke Makassar.


Reportase: M. Ishaq mattoali

Editor: Sitti Nur Jannah.

Lebih baru Lebih lama