suasana diskusi dengan tokoh Selayar
Sangpencerah.web.id | SELAYAR, --Di penghujung malam yang dipenuhi riuh kota, dalam sebuah Caffe kecil bernama Kopita Caffe, beberapa pemuda dan tokoh Selayar berkumpul. Tidak untuk sekedar menikmati secangkir kopi atau menghabiskan kue panada saja, tapi juga berdiskusi untuk membahas bagaimana agar program kerja yang dilaksanakan itu berdampak untuk Selayar kedepan.
Malam itu (29/11/2025) para tokoh Selayar yang hadir diantaranya ada, Drs. H.M. Akib Patta, Prof. Dr. Akbar Silo, M.Si., Prof. Dr. Muh. Jufri., Drs. Moh. Djumpa, M.Si., Brigjen TNI Andi Anshar, Prof. Dr. Mardi Adi Armin, M.Hum., Prof. Dr. Ansar Latif, Dr. Muttakalli dan Abd. Muin.
Mereka sibuk berdiskusi dan saling melemparkan ide dan gagasan, sementara aku sendiri sibuk kesana kemari menyisir celah-celah ruang untuk mendapatkan angle yang pas, agar menghasilkan gambar yang bagus. Sedikit kesulitan karna ruangan yang sempit, dan rasa malu yang harus kulawan setiapkali harus pindah dari sudut satu ke sudut yang lain.
Jika biasanya aku hanya mendengar pembicaraan dari perkumpulan yang penuh dengan jokes-jokes orang tua, kali ini penuh dengan ilmu baru. tentang bagaimana rumitnya orang-orang ini memikirkan Selayar sampai jauh kedepan. Lautnya, petaninya, kelapanya, Penganggurannya, bahkan Kelornya pun dibahas.
Jika biasanya di Selayar kita melihat kelor hanya berakhir di mangkok sebagai sayur, kali ini aku mendengar kelor bisa diolah jadi TEH KELOR?, KOPI KELOR?.... Mangap-mangap aku menyimak penjelasan tersebut yang sama sekali tidak habis fikir bagaimana rasanya. Aku kaget bukan hanya karena tidak tahu tapi juga karena tidak pernah merasa bagaimana teh kelor apalagi kopi kelor itu. Bagaimana dengan sobat pembaca sudah pernah minum??
jika kita cari dibeberapa penelitian memanglah menjelaskan bahwa kelor memiliki banyak manfaat seperti antioksidan yang kuat untuk melawan radikal bebas, detoksifikasi tubuh. Baik untuk kesehatan jantung, menurunkan kolesterol dan plak arteri. baik untuk daya tahan tubuh, meningkatkan sistem imun karena kaya vitamin dan zat besi. Sebagai anti-inflamasi, mengurangi peradangan dalam tubuh.
Potensi anti-kanker, yakni memiliki senyawa glukosinolat dapat menghambat sel kanker.
dan untuk pencernaan, membantu melancarkan pencernaan.
Beberapa hari kemudian aku mulai mencari di internet tentang teh kelor dan kopi kelor. Dan yap!! ternyata Ada guys....
Teh kelor adalah minuman herbal dari daun kelor yang kaya antioksidan, vitamin (A, C, E), zat besi, dan glukosinolat, bermanfaat menurunkan darah/kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, serta berpotensi melawan kanker dan peradangan, dibuat dengan menyeduh daun kelor (segar/kering/bubuk) dengan air panas selama 5-10 menit.
eitt informasi ini bagi yang tidak tau saja yahh!! yang udah tau skipp dilarang julid!!
Dilansir dari ALODOKTER, ada 11 manfaat teh kelor yang baik untuk tubuh.
- Meningkatkan imunitas tubuh.
- Mengontrol kadar gula darah.
- Mencegah Anemia
- Meningkatkan energi
- Melancarkan pencernaan
- Menjaga kesehatan prostat
- Menjaga kualitas sperma
- Menambah libido pria
- Menjaga kesehatan dan fungsi otak
- Menghambat pertumbuhan sel kanker dan terakhir
- Memelihara fungsi jantung.
Sementara itu...
Kopi kelor adalah inovasi minuman sehat yang menggabungkan bubuk biji atau daun kelor dengan kopi biasa, menciptakan minuman unik dengan manfaat kesehatan tambahan seperti energi dan nutrisi, menawarkan sensasi rasa baru yang bisa dinikmati hangat atau dingin, dan sering kali dijual sebagai alternatif kopi fungsional yang kaya vitamin, mineral, serta asam amino, yang mudah diseduh seperti kopi biasa, dan bisa ditemukan di berbagai platform online seperti produk dibawah.
Oke baiklah, kembali ke pembahasan awal, selain kelor, beberapa yang dibahas juga yaitu SDM Selayar. Tentang pemuda di Selayar yaitu para lulusan sarjana yang masih banyak tidak mendapatkan kesempatan bekerja setelah beberapa tahun kelulusannya. Prof. Akbar mengatakan bahwa itu terjadi karena kebanyakan dari kita masyarakat Selayar terlalu bergantung pada pemerintah, sehingga sarjana tersebut tidak dapat berdiri sendiri (tidak mampu menemukan/menciptakan peluang sendiri). "Kenapa mereka tidak bisa mandiri?, kenapa harus bergantung sama pemerintah?. Tegas prof akbar silo.
Aku sebagai Mahasiswa, juga sangat prihatin dengan kondisi pemikiran kebanyakan teman-teman yang ketika ditanya kamu kuliah untuk apa, sebagian besar mengatakan untuk mendapat pekerjaan. Hanya sedikit dari mereka atau hampir tak ada yang memikirkan untuk bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan.
Pikirku lalu apa yang membedakan kita yang tidak kuliah dengan yang kuliah jika ujungnya kita juga berfikiran hal yang sama. Yang lebih memalukan lagi bahkan yang tak kuliah lah yang memberikan pekerjaan untuk yang katanya lulusan sarjana.
Dari perkuliahan itulah kita diberi ruang untuk menggali untuk menyelami ilmu yang lebih dalam, sebanyak-banyaknya mencari tanpa memikirkan apakah akan berguna nanti atau tidak, ambil semuanya. Sebab, suatu saat bukan lagi caranya yang kita akan fikirkan tapi Aplikasinya. Bukan bagaimana tumbuh, tapi bagaimana mendapatkan tanah yang layak untuk ditumbuhi.
Mengakhiri tulisan ini, sedikit pesan yang dikutip dari Tan Malaka.
"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”- TAN MALAKA.
-Sitti Nur Jannah-