"Tak kusangke tak kuduge", kalau 100 tahun lalu jejak dakwah Tauhid dan Tajdid sudah mencengkram Desa terindah, tersubur, dan terpadat ini. Bonea timur. Jejak-jejak itu masih ada walau tidak semua dalam bentuk artefak, menhir, atau tulisan, tetapi dalam bentuk ajaran, aplikasi ibadah dan keyakinan. Jejak-jejak KH. Hayyung dan muridnya bahkan pendahulunya sudah jelas disini. 14 rumah dalam satu kampung kecil dan terpencil itu sudah tercerahkan dengan gerakan dakwah pemurnian Islam. Muhammadiyah.
Lembang Ku'lang, Bonto Dongkalang Nama kampungnya. Sekitar 2,5 Km. dari Ibu kota Desa. Lembang bau. Dibangunlah Masjid disana sebagai implementasi dakwah dan aplikasi ibadah dan tarbiyah wa tasfiyah. Walau di lembang Ku'lang di Zamannya belum dikatakan ranting, tapi sudah jelas,sudah terlembagakan dengan struktur Pengurus agama yang mapan. Imam, Muadzin, muballigh, semua sudah ada.
Kampung yang sangat terpencil ini sebenarnya tidak susah di jangkau, hanya saja medannya yang naik turun dan berliku tentu membutuhkan lutut yang kuat, paru-paru dan Jantung yang Prima. Dia diapit oleh beberapa Kampung kecil lainnya Seperti, lembanna, Mandulu, Bontosinna, leha' bontona raja, Samata, bo'dia. Jalur dakwah dari Desa Pahlawan, Polebunging. melewati Kampung Batu rapa', Bonto saile, Kampong bau, atau lewat Jalur lain melewati Tontongang, limpurang, solorang, hingga terus ke timur, dan sampailah ke lembang Ku'lang.
Lembang Ku'lang berada di dataran rendah makanya di sebut lembang, sementara Bonto dongkalang berada di ketinggian makanya disebut Bonto. Di sana banyak Ku'lang (melinjo) dan Dongkalang, juga Kopi yang harumnya lembut mewangi, apalagi di musim berbunga plus bunga-bunga jeruk lokal yang tentu wanginya bikin candu.
Sebelum kampung, kita akan melewati turunan curam, sisi kanannya kuburan tua, disana terdapat Salah satu tokoh Pemuda, Pejuang kemerdekaan,Tetta Tayye' namanya.Jasadnya bersemayam di tempat itu. Dan beliau termasuk Muhammadiyah awal di Desa Bonea Timur.
(bersambung...)


